Merancang Suatu Evaluasi

PENDAHULUAN


 

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan dan kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi kita juga bisa mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam sistem pendidikan dan mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Jadi secara umum evaluasi merupakan suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.

Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif dengan standar tertentu. Hasil yang diperoleh digunakan untuk mengambil keputusan dan kebijakan dalam bidang pendidikan.

Fungsi evaluasi dalam pendidikan memberikan informasi yang dijadikan sebagai dasar untuk :

  1. Membuat kebijakan dan keputusan
  2. Menilai hasil yang dicapai peserta didik
  3. Menilai kurikulum
  4. Memberi kepecayaan pada sekolah
  5. Memonitor dana yang telah diberikan
  6. Memperbaiki materi dan program pendidikan

Ada 3 jenis evaluasi pendidikan yaitu:

  1. Evaluasi kurikulum dan program
  2. Evaluasi Proses Belajar Mengajar
  3. Evaluasi Hasil Belajar


 


 

  1. Penentuan Tujuan Evaluasi

    Pada tahap ini, semua tujuan evaluasi ditentukan. Proses ini sangat penting karena tahap inilah yang akan menentukan corak dan proses evaluasi secara keseluruhan. Dengan tujuan-tujuan yang jelas dan rinci, maka langkah-langkah berikutnya dapat dengan mudah diramalkan. Siapa yang akan melaksanakan apa, kapan, dan bagaimana.

    Formulasi tujuan ini tidak selalu harus berbentuk pertanyaan, tetapi bisa juga dalam bentuk pernyataan. Asalkan tujuan-tujuan itu harus jelas sedemikian rupa sehingga tujuan-tujuan itu mampu "menjelaskan dirinya sendiri".

    Untuk memudahkan pekerjaan, sebaiknya kita membuat sebuah matrik yang berisi informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan tahap penentuan tujuan ini.

    Contoh:

    Rencana Evaluasi PBM

No

Informasi yang dibutuhkan

Indikator

1

Persepsi mahasiswa terhadap

1.1. Penguasaan dosen terhadap

  

kemampuan dosen dalam PBM

materi kuliah

  

  

1.2. Kemampuan dosen dalam

  

  

menjelaskan

  

  

1.3. Kemampuan dosen dalam

bertanya

  

  

1.4. Kemampuan dosen berdialog

  

  

dengan mahasiswa

2

Kualitas materi perkuliahan

2.1. Kemutakhiran bahan bacaan

  

  

2.2. Sistematika urutan materi kuliah

  

  

2.3. Mutu tugas/ latihan

  

  

2.4. Mutu soal-soal ujian


 

  1. Merancang Evaluasi Program

    Evaluasi progam adalah penelitian dengan kekhususan tertentu. Prosedur yang dilalui oleh evaluator program harus sama dengan apa yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan penelitian. Batasan pengertian evaluasi program pada bagian ini adalah sebuah rencana kerja yang dibuat secara rinci dan dijadikan pedoman kerja oleh pelaksana evaluasi. Jika dikaitkan dengan model evaluasi, rancangan evaluasi dibuat berdasaran model yang sudah dipilih.

    Hal-hal yang dicantumkan dalam sebuah rancangan evaluasi, yaitu:

    1. Judul kegiatan
    2. Alasan dilaksanakannya evaluasi
    3. Tujuan
    4. Pertanyaan evaluasi
    5. Metodologi yang digunakan
    6. Prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan


       

  2. Disain Evaluasi

    Apabila tujuan-tujuan evaluasi sudah ditentukan, maka tahap berikutnya adalah perancangan (disain) evaluasi. Pada tahap ini, dua hal yang perlu ditentukan, yaitu Pendekatan evaluasi apa yang paling tepat agar tujuan-tujuan evaluasi yang sudah ditentukan dapat tercapai secara optimal dan siapa yang akan melakukan evaluasi (evaluator).

    Evaluasi dapat dilakukan oleh orang luar (external evaluator) atau orang dalam (internal evaluator), dan tentunya ada kelebihan serta kekurangannya. Apabila evaluasi dilakukan oleh orang luar seperti konsultan, ahli evaluasi yang disewa, dosen lain, guru lain, dan sebagainya. Ada kemungkinan proses evaluasi akan berjalan secara lebih objektif dan akan memberikan hasil-hasil yang lebih objektif pula. Kerugiannya adalah proses evaluasi akan memerlukan waktu yang cukup lama dan bisa juga agak bertele-tele. Hal ini dapat terjadi apabila yang akan dievaluasi cukup sulit dan biasanya orang luar akan memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan tugasnya.

    Jika evaluasi dilakukan oleh orang dalam (misalnya guru itu sendiri) yang mengadakan evaluasi, ada kemungkinan proses evaluasi akan lebih cepat dan lebih hemat biaya. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa hasil evaluasi akan bersifat subjektif. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kelemahan tersebut maka biasanya orang dalam dan orang luar dipakai secara bersama-sama.


     


     

    Contoh disain evaluasi PBM

No

Informasi yang dibutuhkan

Indikator

Metode

Responden

Waktu

Teknik

Instrumen

1

Persepsi terhadap kemampuan

1.1. Penguasaan guru

Wawancara

Kuesioner

Siswa

Pertemuan

  

guru dalam PBM

terhadap materi

  

  

  

I

  

  

Pelajaran

  

  

  

  

  

  

1.2. Kemampuan guru

  

  

  

  

  

  

dalam menjelas

  

  

  

  

  

  

Kan

  

  

  

  

  

  

1.3. Kemampuan

Observasi

Pedoman

Siswa

Tengah

  

  

guru dalam ber-

  

observasi

  

dan

  

  

Tanya

  

(atau kue-

  

Akhir

  

  

1.4. Kemampuan

  

sioner)

  

Semester

  

  

guru dalam ber-

  

  

  

  

  

  

diskusi dengan

  

  

  

  

  

  

Siswa

  

  

  

  

2

Kualitas materi pelajaran

2.1. Kemutakhiran

Riview

Pedoman

Rekan guru

Awal

  

  

bahan bacaan

Dokumen

riview

  

Semester

  

  

  

  

dokumen

  

  

  

  

2.2. Sistematika

Sda

sda

sda

sda

  

  

urutan materi

  

  

  

  

  

  

Pelajaran

  

  

  

  

  

  

2.3. Mutu tugas/

Riview

pedoman

rekan guru

Tengah

  

  

Latihan

dokumen dan

riview do-

  

dan akhir

  

  

  

Observasi

kumen dan

  

Semester

  

  

  

  

observasi

  

  

  

  

2.4. Mutu soal-soal

analisis soal

Pedoman

guru mata

Tengah

  

  

Ujian

dan hasil ujian

analisis

pelajaran

dan akhir

  

  

  

  

  

  

Semester

  1. Instrumen Evaluasi

    Penilaian dalam pendidikan meliputi penilaian program, penilaian input/komponen, penilaian proses, penilaian hasil, dan penilaian produk. Untuk dapat menilai aspek-aspek tersebut dan komponen yang menyertainya, diperlukan instrument penilaian pendidikan yang terkait dengan aspek yang dinilai dan tujuan masing-masing aspek tersebut.

    Secara garis besar instrumen evalusi dapat diklasifikasikan atas 2 bagian yaitu:

    1.    Tes

    2.    Non tes


     

    Perbedaan paling prinsip antara kedua instrument ini terletak pada jawaban yang diberikan. Dalam instrumen tes terdapat dua kemungkinan yaitu benar atau salah. Sedangkan dalam instrumen non tes tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, kedua bentuk instrumen ini mempunyai fungsi yang berbeda. Namun demikian kedua instrumen evaluasi ini dapat saling membantu dalam mengumpulkan informasi untuk mengungkapkan, menjelaskan maupun menerangkan tentang sesuatu kejadian dan kegiatan pendidikan.


     

    1. Tes


       

    Tes disusun sesuai dengan tujuan kegiatan belajar mengajar, baik sebagai aspek yang ingin diukur maupun sasaran yang ingin dicapai. Dengan demikian tujuan kegiatan belajar mengajar merupakan titik awal dalam perancangan evaluasi hasil belajar.

    Tes yang baik harus mampu mengukur apa yang akan diukur (aspek validitas) dan konsisten atau stabil dalam mengukur apa yang akan diukur (aspek relibilitas). Disamping syarat utama tersebut, suatu tes juga harus objektif, praktis dan norma. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa esensi dari tes adalah suatu prosedur yang spesifik dan sistematis untuk mengukur tingkah laku seseorang atau suatu pengukuran yang bersifat objektif mengenai tingkah laku seseorang sehingga tingkah laku tersebut dapat digambarkan dengan bantuan angka skala atau dengan sistim kategori, sehingga dengan gambaran tersebut dapat dibandingkan individu yang satu dengan individu yang lain. Jadi ada dua ciri khas tes yaitu: pertama, penggunaan suatu prosedur secara spesifik atau sistematis yang merujuk pada penyusunan butir soal, penataan dan pengadministrasian tes yang benar . Kedua penskoran respon.

    1)    Jenis-jenis tes:

    a.    Ditinjau dari materi yang diukur, tes dapat dibedakan atas 2 yaitu:

    1. Physical tes (tes pisik)

    Tujuan untuk mengukur dan menilai karakteristik fisik seseorang seperti tinggi dan berat badan.


     

    2. Physicological tes (tes psikologi)

    Tujuan untuk mengetahui karakteristik psikologik sesorang. Seperti intelegensi tes, aptitude assement,personality assessment, dan lain-lain.


     

    b. Ditinjau dari bentuk pelaksanaan, tes dapat dibedakan atas 2 yaitu:

    1.    Tes tertulis (pen and paper tes)

    2.    Tes lisan (oral tes)

    3.    Tes perbuatan (performance test)

    Tes tertulis pada pelaksanaannya lebih menekankan penggunaan kertas dan pensil sebagai instrument utamanya. Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan kerja. Jadi tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan. Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan dan wawancara tatap muka.


     

    c.    Ditinjau dari segi baku atau tidaknya suatu tes, tes dapat dibedakan atas:

    1.    Tes standar (standardized test)

        Tes standar adalah tes yang sudah diakui reliabilitas dan validitasnya.

2.    Tes yang belum standar (tes buatan guru dan tes local)


 

d.    Ditinjau dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawaban, tes dibedakan atas:

1.    tes essay

2.    tes objektif

e.    Ditinjau dari segi hakekat pengukuran itu sendiri, tes dapat ditujukan untuk:

1.    maximum performance test

2.    typical performance test

Maximum performance test adalah tes yang disusun untuk mengetahui penampilan maksimum dari seseorang, sedangkan typical performance test adalah tes yang disusun untuk mengetahui penampilan dari sesorang yang bersifat khas dalam situasi rutin.

f.    Ditinjau dari fungsi tes di sekolah, tes dapat dibedakan atas:

1.    tes formatif

2.    tes sumatif

3.    tes penempatan

4.    tes diagnostic

Tes diagnostic adalah tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pendidikan/pembelajaran berlangsung. Hal ini dimaksud untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan dalam pelaksanaan tiap satuan atau unit pembelajaran. Tes formatif diberikan dengan maksud utnuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu.

Tes penempatan diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki siswa. Tes diagnostic digunakan untuk mendianosis sebab-sebab kesulitan yang dihadapi seseorang.


 

g.    Ditinjau dari segi kepada siapa tes dibarikan, tes dapat dibadakan :

1.    tes individu

2.    tes kelompok


 

h.    Ditinjau ari tingkat kesukaran, tes dibedakan atas:

1.    tes kecepatan

2.    tes kekuatan

Tes kecepatan adalah suatu tes yang mempunyai tingkat kesukaran yang rendah dan siswa harus menjawab tes itu dalam jumlah waktu yang sangat terbatas.

Tes kesukaran butir soal mempunyai tingkat kesukaran yang tinggi dan waktu yang tidak terbatas.


 

i.    Ditinjau dari penggunaan bahasa dalam tes, tes dapat dibedakan atas:

1.    tes verbal

2.    tes non verbal

Tes verbal ialah apabila testee dalam merespon atau menjawab pertanyaan menggunakan bahasa baik bentuk tertulis maupun melalui percakapan. Sedangkan tes non verbal diberikan secara non verbal (pantomime) atau bahasa isyarat.


 

  1. Non Tes

    Teknik non tes yang dapat digunakan sebagai instrument eveluasi pendidikan adalah:

    1.    Observasi

    2.    Kuesioner

    3.    Wawancara

    4.    Skala

    5.    Sosiometri

    6.    Ceklist

    7.    Portofolio


     

  1. Pengembangan Instrumen Evaluasi

    Penilaian pendidikan bukan hanya penilaian hasil belajar, tetapi mencakup aspek yang lebih luas yaitu input/ komponen, proses, produk, dan program pendidikan. Untuk dapat menilai aspek-aspek tersebut dengan komponen-komponen yang menyertainya, maka instrumen-instrumen penilaian pendidikan yang digunakan harus terkait dengan aspek yang dinilai dan tujuan pada masing-masing aspek tersebut.


     

    1. Instrumen Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM)

      Untuk evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM), teknik evaluasi yang digunakan adalah non tes dan instrumen yang digunakan adalah:

      1. Observasi (Observation)

      Menurut Yusuf (2005 : 132), observasi merupakan pengamatan yang diteliti dan sistematis mengenai suatu objek. Melalui observasi, guru atau pendidik dapat mengetahui tingkah laku non verbal dari siswa atau kegiatan program pendidikan lainnya.

      Observasi berdasarkan keterlibatan pengamat dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu:

      1. Participant observation, yaitu pengamat secara teratur terlibat langsung dalam program atau kegiatan yang diamati. Satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa siswa atau objek yang diamati tidak mengetahui bahwa pengamat sedang melakukan evaluasi.

        Contoh: untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pelaksanaan kurikulum KTSP di sebuah sekolah, maka evaluator dapat langsung mengamati dengan cara ikut terlibat sebagai staf pengajar di sekolah tersebut.

      2. Non-participant observation, yaitu pengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang diamati.

        Contoh: Untuk mengumpulkan informasi tentang kebiasaan belajar siswa, maka pengamat dapat mengamati cara belajar siswa di kelas.

      Kalau ditinjau dari segi terkontrol atau tidaknya observasi dapat dikelompokan menjadi 2 tipe, yaitu

      1. Observasi terstruktur, yaitu guru menentukan dengan jelas apa yang akan diobservasi, bagaimana cara mengamati dan waktu pengamatan.
      2. Observasi tidak terstruktur, yaitu pengamatan bersifat fleksibel, hal ini dapat dilihat dari pengaturan waktu, atau keadaan objek yang akan diamati.

Contoh Format Observasi

KEBIASAAN BELAJAR SISWA

Petunjuk :

Lingkari angka yang sesuai dengan pendapat anda untuk setiap pernyataan di bawah ini.

Angka 1 sampai 4 pada skala jawaban mempunyai arti sebagai berikut

1    = Kurang        2 = Cukup        3 = Baik    4 = Sangat baik

No

Aspek

Nilai (dilingkari)

Nilai

1

Jumlah pertanyaan siswa

1

2

3

4

  

2

Kualitas pertanyaan siswa

1

2

3

4

  

3

Cara menjawab pertanyaan siswa di kelas

1

2

3

4

  

4

Kepatuhan siswa mengerjakan tugas

1

2

3

4

  

5

Keaktifan dalam diskusi

1

2

3

4

  

6

Keaktifan dalam kegiatan kelompok

1

2

3

4

  

7

  

Cara bertanya dan menjawab pertanyaan

dalam diskusi

1

  

2

  

3

  

4

  

 
 

  

8

Kelengkapan buku pelajaran

1

2

3

4

  

9

  

Perhatian siswa terhadap keseluruhan

jalannya PBM

1

  

2

  

3

  

4

  

 
 

  

10

Porsentase kehadiran siswa

1

2

3

4

  

 

TOTAL SKOR

  

  

 

RATA-RATA

  

  


 

  1. Kuesioner

    Kuesioner merupakan suatu pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data/ informasi. Melalui kuesioner dapat dikumpulkan:

    1. Informasi yang relevan sesuai dengan tujuan evaluasi
    2. Informasi yang valid dan reliabel

Contoh kuesioner untuk mengumpulkan informasi tentang cara guru mengajar yang diisi oleh siswa.

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN

Petunjuk:

Lingkari angka yang sesuai dengan pendapat anda untuk setiap pertanyaan di bawah ini.

Angka 1 sampai 4 pada skala jawaban mempunyai arti sebagai berikut:

1 = kurang    2 = Cukup    3 = Baik    4 = Sangat Baik

No

Aspek

Nilai (dilingkari)

Nilai

1

Cara guru menyampaikan SK/ KD

1

2

3

4

  

2

Pemberian bimbingan

1

2

3

4

  

3

Keterampilan memandu diskusi kelompok

1

2

3

4

  

4

Penguasaan guru terhadap materi

1

2

3

4

  

5

Memberikan motivasi kepada siswa

1

2

3

4

  

6

Kemampuan guru memonitor kelompok

1

2

3

4

  

7

  

Kepuasan anda tentang nilai yang

Diberikan guru

1

  

2

  

3

  

4

  

 
 

  

8

Memberikan contoh-contoh

1

2

3

4

  

9

Menggunakan media pembelajaran

1

2

3

4

  

10 

Variasi metode mengajar

 1

2

3

4

  

 

TOTAL SKOR

  

  

 

RATA-RATA

  

  


 

  1. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar

Untuk evaluasi hasil belajar, teknik evaluasi yang digunakan adalah tes dengan instrumen sebagai berikut:

  1. Tes objektif
  2. Tes uraian

Penyusunan tes untuk evaluasi hasil belajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Pengembangan kisi-kisi

  • Fungsi
    • Pedoman penulisan soal
    • Pedoman perakitan soal
  • Syarat kisi-kisi
    • Mewakili isi kurikulum
    • Singkat dan jelas
    • Soal dapat disusun sesuai dengan bentuk soal
  • Komponen kisi-kisi
    • Identitas
    • SK/ KD/ IP
    • Materi pembelajaran
    • Indikator soal
    • Bentuk tes
    • Nomor soal

Langkah-langkah penyusunan tes

  1. Penentuan tujuan tes
  2. Penyusunan kisi-kisi tes

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis sekolah : ............................................

Mata pelajaran : ............................................

Kurikulum : ...........................................

Alokasi waktu : ..................................

Jumlah soal : .................................

Penulis : .................................




 

  1. Penulisan soal

    Penulisan soal harus memenuhi kaidah-kaidah:

    1. Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas atau di luar kelas
    2. Berhubungan erat antara proses, materi, kompetensi dan pengalaman belajar
    3. Mengukur kompetensi siswa
    4. Mengukur beberapa kemampuan yang diwujudkan dalam stimulus soal
    5. Mengukur kemampuan berpikir kritis
    6. Mengandung pemecahan masalah


       

  2. Validasi soal
  3. Perakitan soal menjadi perangkat tes
  4. Uji coba soal
  5. Bank soal
  6. Penyajian tes kepada siswa
  7. Skoring



 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA


 

Arikunto, Suharsimi. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


 

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Sosialisasi KTSP, Pengembangan Bahan Ujian dan Analisis Hasil Ujian. Jakarta: Depdiknas.


 

Irawan, Prasetya. 2005. Evaluasi Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Dikti Depdiknas.


 

Yusuf, A. Muri. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang.


 

Stufflebeam, Daniel L. 1985. Systematic Evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.


 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Aluminium

Model Atom Rutherford